Jumat, 01 Agustus 2008
Mengapa Menabung?
SEKARANG bulan Rajab dan sebentar lagi kita akan menginjak bulan Ramadhan atau bulan Puasa. Puasa selayaknya membuat kita musti banyak bersyukur, bahwa selama ini kita hidup dalam kecukupan. Cukup makan, cukup minum, cukup bersenang-senang. Tetapi di bulan ramadhan ini dibatasi agar kita sadar bahwa ada segolongan masyarakat yang tidak bisa memenuhi ’cukup makan, cukup minum, cukup bersenang-senang’ tersebut. Maka harus kita sisihkan kecukupan kita untuk masyarakat yang lemah tersebut. Selama ini kecukupuan kita tersebut kita tabung, maka tabungan itu harus disisihkan, tabungan tidak boleh menumpuk terlalu banyak, harus disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Puasa menggambarkan kita untuk ’mantab’ (makan tabungan) yaitu bekal di saat sahur untuk bertahan sehari penuh puasa. Tabungan kita setidaknya harus dipergunakan untuk perihal sebagai berikut (1) Konsumsi hidup seharihari untuk diri sendiri dan keluarga, (2) Modal usaha untuk masa depan, (3) Jaminan hari tua untuk anak-cucu, (4) Zakat infak shadakah untuk amal jariyah, (5) Pajak untuk Negara. Tabungan itulah yang merupakan konsep dari Prof. Muhammad Yunus untuk meraih Puasa Perdamaian tahun 2006 –agar masyarakat miskin dapat meminjam uang di bank kemudian bekerja dan menyisihkan pendapatannya untuk menabung. Selengkapnya di http://gs-renungan.blogspot.com/2008/07/sang-waktu.html try to click
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar