PADA hari Sabtu tanggal 14 Juni 2008 kami diundang oleh Pondok Pesantren Krapyak (Al Munawwir) Yogyakarta untuk mengisi ceramah pada acara “Temu Alumni dan Sarasehan”. Acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Pondok Pesantren Al Munawwir dengan Lembaga Ta’wir Masjid Indonesia (LTMI) PWNU Yogyakarta. Pada acara yang bertema “Revitalisasi Aswaja dan Pemberdayaan Masjid” itu kami didaulat untuk menyampaikan tema “Pemberdayaan Masjid dengan Pendekatan Sosial”. Dengan menggunakan pendekatan metodologis filsafat (ontologis, epistemologis, dan aksiologis) saya urai masing-masing kata kunci menjadi apa-kenapa-bagaimana, seperti yang dilakukan Paul Samuelson dalam buku babonnya Economic (waktu itu Samuelson memverifikasi makna Ekonomika). Selengkapnya sebagai berikut.
APA itu “Pemberdayaan”? Ialah agenda peningkatan kesejahteraan rakyat melalui peran serta aktif masyarakat itu sendiri dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan hidup, meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi, serta memperkukuh martabat manusia dan bangsa (dikutip dari “Responsi Pemerintah terhadap Kesenjangan Ekonomi”, 2006). Mengapa atau kenapa dipilih Pemberdayaan? Pemberdayaan menjadi penting karena ia merupakan strategi penanggulangan kemiskinan yang paling efektif. Hasilnya lebih sustainable atau berkelanjutan. Bagaimana pemberdayaan? Masyarakat miskin kelompok usia produktif (15-55 tahun) diberi “daya”. Penyadaran dengan target. Mereka yang akan diberdayakan diberi pencerahan dan disadarkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk maju. Diberikan kemampuan. Peningkatan kapasitas ini dilakukan kepada manusia, organisasi, dan sistem nilai yang melekat padanya. Diberi daya, kekuasaan, dan otoritas. Mereka diberi kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam komunitas.
APA itu “Masjid”? Masjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah sajada yang berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram. Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan" (sumber: wikipedia). Masjid disamping sebagai tempat beribadah umat Islam dalam arti khusus (mahdlah) juga merupakan tempat beribadah secara luas (ghairu mahdlah) selama dilakukan dalam batas-batas syari'ah. Mengapa Masjid penting? Masjid mempunyai peran penting karena tempat manusia berkumpul. Diperkirakan jumlah masjid saat ini di Indonesia mencapai 800 ribu buah, dengan data terakhir tahun 2004 sebanyak 643.834 buah masjid. Apabila kaum muslim mempunyai spirit memakmurkan masjid maka hal tersebut menjadi potensi yang luar biasa. Bagaimana merevitalisasi masjid? Masjid sebagai tempat musyawarah untuk pengambilan keputusan politik/ kebijakan, pendidikan anak dan pengajian, serta silaturahmi antar generasi. Al Quran Surat At Taubah ayat 18: Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. APA itu “pendekatan sosial”? Definisi yang didapatkan dari beberapa halaman internet menyebutkan bahwa: (1)Pendekatan sosial adalah pendekatan terhadap khalayak sasaran dengan maksud agar khalayak sasaran dapat dijadikan. subjek dan bukan objek dari kegiatan. (2)Pendekatan sosial adalah proses komunikasi untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan sosial. (3)Pendekatan sosial adalah untuk keadilan peluang berusaha dan atas pemerataan kesejahteraan. (4)Pendekatan sosial adalah suatu pendekatan yang dikembangkan dengan harapan bahwa setiap aktivitas pembangunan harus memperhatikan lingkungan sosial, sehingga tidak menimbulkan gejolak dan konflik sosial didalam masyarakat. Mengapa? Pendekatan sosial menjadi penting karena mempertimbangkan lokalitas dan sustainabilitas dari sebuah kegiatan. Dengan pendekatan sosial maka diupayakan penguatan basis ekonomi rakyat kecil agar mereka merasakan secara langsung program pembangunan yang dirancang oleh pemerintah. Langkahnya melalui Panca Bina: manusia, usaha, lingkungan, kelembagaan, dan monitoring evaluasi (moneva). Sedangkan komponen programnya adalah Konsepsi, Advokasi, Edukasi, Supervisi, dan Moneva Merubah dari belas kasihan menjadi penuh kasih sayang▀ TULISAN ini ringkasan power point dari presentasi di acara “Temu Alumni dan Sarasehan” yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Pondok Pesantren Al Munawwir dengan Lembaga Ta’wir Masjid Indonesia (LTMI) PWNU Yogyakarta PADA hari Sabtu tanggal 14 Juni 2008
Minggu, 03 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar