Jumat, 21 November 2008

Tanamkan Nilai Kepahlawanan

MESKI Hari Pahlawan telah lewat, namun nilai-nilai kepahlawanan sejatinya harus berada dalam diri setiap manusia. Dengan begitu, manusia menjadi paham akan tujuan hidupnya dan nilai-nilai yang harus ia jalani dalam hidup. Dalam hajatan Hari Pahlawan kemarin kami mengajak untuk merenungi kembali makna pahlawan dan apa yang dapat dilakukan untuk mengisi hari-hari ke depan penuh heroisme, sebagai seorang individu dan masyakarat.

Secara harfiah, pengertian pahlawan adalah orang yang mendapat pahala, penghargaan, orang yang berjasa luar biasa bagi negara dan bangsa semasa hidupnya. Tapi, sekarang banyak orang yang berjasa luar biasa sudah dikatakan pahlawan, padahal belum tentu berguna bagi negara dan bangsa. Maka itu, seseorang haruslah menjadi contoh untuk orang lain. Dalam tujuan besarnya untuk mewujudkan tujuan manusia hidup, yaitu sejahtera, adil, aman, dan damai. Selain itu, ia juga harus melaksanakan nilai-nilai dasar kehidupan, yakni jujur, disiplin, tanggung jawab, visioner, mau kerja sama, adil, dan peduli.

Nilai-nilai kepahlawan di masyarakat kita masih banyak yang terpatri. Hanya masalahnya orang-orang itu tidak merasa memilikinya. Jangan lupa, to be hero harus berangkat dari zero. Zero itu ikhlas, jadinya zero mind atau tidak punya pikiran apa-apa, maksudnya yang dipikirkan hanyalah bagaimana membuat dunia itu aman dan damai. Hamemayu hayuning bawono, atau baldatun thoyibatun wa robbun ghafur. Di Departemen Sosial –dalam rangka untuk menanamkan wawasan kebangsaan tersebut- kami yang bertugas untuk bagian ‘bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya' selalu menggelorakan semangat tersebut. Kredonya adalah dengan KUTabung atau ”kerja, untung, dan tabung”, yang oleh Kabinet Indonesia Bersatu terwakili dalam semangat triple track: employmen, income, growth. ....◄Selengkapnya di http://www.jurnalnasional.com/?med=Koran%20Harian&sec=Sosok%20dan%20Sketsa&rbrk=&id=72280&detail=Sosok%20dan%20Sketsa