Minggu, 03 Agustus 2008

Buku "Indonesia Pecah"

MEMBACA buku berjudul “Indonesia Pecah” memang memacu adrenalin kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan apa yang telah kita lakukan dan bagaimana nanti –dalam konteks keindonesiaan yang kita miliki. Penulisnya berlogika lurus-lurus bahwa sudah merupakan suratan Tuhan Yang Maha Kuasa, setiap 70 tahun berjalan, suatu kerajaan atau negara kebanyakan terjadi perpecahan. Hal tersebut mungkin juga berlaku di Indonesia demikian kata Direktur Utama The World Peace Committe/Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani, dalam peluncuran bukunya. Memang, akhir-akhir ini ancaman perpecahan NKRI tersebut tampak nyata. Saya masih mencari tahu bagaimana dan mengapa rakyat Indonesia dulu dapat bersatu. Padahal kita lihat banyak perbedaan, diantara suku-suku yang ada. Perbedaan itu dapat disatukan, lantaran adanya Pancasila, diantara sila Pertama adalah Ketuhanan yang Maha Esa, yang dibingkai dalam lambang Burung Garuda, yakni Bhineka Tunggal Eka. Atas nama Tuhan Yang Maha Esa, kita dapat disatukan, melalui simbol Pancasila. Oleh karena itu saya mendorong pemerintah sebaiknya melakukan kaji ulang untuk menerapkan Pedoman Pengamalan Penghayatan Pancasila (P4). Jika dulu cara penyampaiannya menggunakan model indoktrinasi, saat ini perlu diubah melalui diskusi dan membuka wacana luas, dengan substansi Pancasila masih diperlukan untuk mempererat NKRI. Pada dasarnya Indonesia ini mudah akan terjadi perpecahan, jika generasi penerus tidak menyadari adanya pihak asing yang ingin membuat Indonesia tidak kuat. Buku berjudul “Indonesia Pecah” yang terdiri atas 172 halaman termasuk foto-foto itu memang menarik untuk dibaca karena sedikitnya ada tujuh penyebab Indonesia terncam pecah, seperti, siklus sejarah tujuh abad, atau 70 tahun. Kemudian tidak adanya figur atau tokoh pemersatu yang berperan menjadi Bapak Seluruh Bangsa, pertengkaran sesama anak bangsa yang terus terjadi, upata stategis dari konspoirasi global, dan adanya nama Indonesia yang bukan asli dari Nusantara. Semua itu perlu diteliti lebih lanjut, apakah ada relevansinya dengan kejadian saat ini dimana banyak daerah ingin memisahkannya.
Selengkapnya di Selengkapnya di http://imbalo.wordpress.com/2008/01/07/indonesia-menjadi-17-negara-bagian-kenapa-tidak/ try to click

Tidak ada komentar: