Rabu, 30 Juli 2008

Kredit untuk Wong Cilik

tulisan ini pernah dimuat di Kompas hari Kamis 16 September 2004
USAHA ekonomi produktif yang selama ini dijalankan para "wong cilik", atau lazimnya dikenal sebagai pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ternyata justru telah menyelamatkan perekonomian kita selama krisis. Ketika banyak usaha besar (konglomerasi) ambruk sekaligus "ngemplang" utang yang teramat fantastis jumlahnya, pelaku UMKM justru menjadi "katup pengaman" kegiatan ekonomi sehari-hari.Angka-angka di bawah ini barangkali bisa menjelaskan betapa strategisnya keberadaan, peran, dan sumbangan UMKM dalam perekonomian nasional. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2000 jumlah keseluruhan UMKM sekitar 40 juta unit. Meskipun angka tersebut dapat diperdebatkan validitasnya, yang pasti kontribusi UMKM dalam perekonomian memang sangat besar. Dari sisi kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, tahun 2002 sumbangan UMKM sekitar 46,71 persen dari PDB (tanpa migas) dan sekitar 41,25 persen dari PDB (dengan migas). Angka ini pada tahun 2003 meningkat menjadi sekitar 56,7 persen atau secara nominal sekitar Rp 1.013 triliun. Dari total pertumbuhan PDB nasional 2003 yang sekitar 4,1 persen, kontribusi UMKM sekitar 2,4 persen. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, pada tahun 2002 UMKM mampu menyerap 68,28 juta atau sekitar 88,70 persen dari seluruh tenaga kerja yang ada. Angka ini tahun 2003 meningkat menjadi 79 juta tenaga kerja atau naik sekitar 15,7 persen. Prestasi UMKM di sektor moneter juga sangat membanggakan. Pada akhir 2002 tingkat kredit macet (non-performing loan/NPL) UMKM hanya sekitar 3,9 persen, bandingkan dengan total kredit perbankan yang sekitar 10,2 persen.NEXT on http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0409/16/ekonomi/1272162.htm click

Tidak ada komentar: